Video Discription |
Haji Wada’ dan Khutbah Terakhir Nabi Muhammad SAW yang Mengharukan
Haji Wada’ dikenal dengan nama Haji Perpisahan Nabi Muhammad SAW. Beliau mengumumkan niatnya pada 25 Dzulqaidah 10 H atau setahun sebelum beliau wafat. Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir ra, ia berkata: “Selama 9 tahun tinggal di Madinah Munawwarah, Rasulullah SAW belum melaksanakan Haji. Kemudian pada tahun kesepuluh beliau mengumumkan hendak melakukan haji. Maka berduyun-duyun orang datang ke Madinah, semuanya ingin mengikuti Rasulullah SAW dan mengamalkan ibadah haji sebagaimana amalan beliau.”
Peristiwa Haji Wada’ adalah momen besar yang menjadi perpisahan beliau dengan umatnya. Pada akhir tahun 10 H, tampaklah beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa ajal Rasulullah SAW telah dekat.
Pada bulan Dzul Qa’dah tahun 10 H, mulailah Nabi SAW mempersiapkan diri untuk menunaikan haji yang pertama sekaligus yang terakhir dalam kehidupan beliau. Sejarah mencatat, ketika Rasulullah Saw menyeru kaum muslimin dari berbagai kabilah untuk menunaikan ibadah haji bersamanya. Diriwayatkan, jamaah haji pada tahun itu berjumlah lebih dari 100.000 orang bahkan lebih. Ada yang mengatakan jumlah rombongan jamaah calon haji yang langsung di bawah pimpinan Rasulullah kurang lebih 114.000 orang dalam riwayat lain menerangkan 144.000 orang.
Pada tanggal 8 Dzul Hijjah 10 H, Nabi Saw berangkat menuju Mina. Beliau shalat zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya di sana. Kemudian bermalam di Mina dan menunaikan shalat Subuh juga di tempat itu. Setelah matahari terbit, beliau berangkat menuju Arafah. Setelah matahari mulai bergeser condong ke Barat, Nabi SAW mulai memberikan khotbah di sebuah tempat bernama Namirah.
Setelah beliau berkhotbah, Allah SWT menurunkan ayat:
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Al-Maidah (5): 3).
Khutbah Nabi Muhammad SAW untuk yang terakhir kalinya disampaikan pada 9 Zulhijjah Tahun10 Hijriah di lembah Uranah, Gunung Arafah. Hingga saat ini pada tanggal 9 Zulhijah menandai telah dimulainya ibadah haji, yakni menjalankan rangkaian ritus paling penting dari ibadah haji sebagai peristiwa ziarah terbesar dalam sejarah agama-agama.
Mereka mengenakan pakaian ihram, bergerak dari Mekkah untuk wukuf (berdiam) di Padang Arafah, timur Mekkah, hingga terbit matahari pada 9 Zulhijah. Dari Arafah, mereka kembali ke Mekkah dengan menyinggahi Masy’ar/Muzdalifah (sepanjang malam), bergerak ke dan tinggal di Mina mulai fajar pada 10 Zulhijah (hari raya Kurban), 11, dan 12 Zulhijah.
Nabi Muhammad SAW pernah menegaskan, al-hajju ’Arafah, maksudnya haji adalah berkumpul di Padang Arafah. Semua ras manusia ada di sini, tanpa perbedaan. Ini mencerminkan pandangan Islam yang kuat mengenai egalitarianisme bahwa di mata Allah SWT, manusia sama dan sederajat, yang membedakan hanya taqwa dan amal saleh, yaitu kerja kemanusiaan yang dilakukan sepanjang hidupnya.
Kenangan yang selalu diingat saat di Arafah adalah Khutbah Terakhir (khutbat-u ‘l-wada’) Nabi, yang menegaskan mengenai prinsip hak asasi manusia (HAM). Saat itu, Nabi sudah mulai sakit-sakitan, yang menyebabkan beliau kemudian wafat. Maka, khutbah Nabi disebut “Khotbah Terakhir”.
Nabi mengingatkan, “Wahai manusia, ingatlah Allah! Ingatlah Allah berkenaan dengan agamamu dan amanat-amanatmu. Ingatlah Allah berkenaan dengan orang yang kamu kuasai dengan tanganmu.”
#mfrchannel #khutbahterakhir #cintarasul yeClaSuKNSY |