Video Discription |
Kereta Api Prambanan Ekspres bukan sekedar kereta komuter biasa. Bagi para penglaju di kawasan Solo dan Yogya, kereta ini menyimpan beragam cerita, sebelum akhirnya, mulai tergantikan seiring kehadiran layanan Kereta Rel Listrik alias KRL.
Sejarah KA Prambanan Ekspres atau biasa disebut KA Prameks ini bermula pada era 1970an ketika PJKA menghadirkan KRD Kuda Putih. KA ini melayani penglaju dari Solo ke Yogya menggunakan armada kereta buatan Ferrostaal dari Jerman. Namun kerusakan yang terjadi dan minimnya suku cadang membuat armada ini kemudian dihentikan operasionalnya.
Kereta api penglaju alias komuter yang menghubungkan Solo dan Jogja berlanjut ketika pada 20 Mei 1994 diadakan layanan KA yang diberi nama Prambanan Ekspres atau disingkat Prameks. Layanan KA Komuter ini menggunakan armada empat kereta kelas bisnis yang ditarik oleh lokomotif.
Prameks kemudian menggunakan armada Kereta Rel Diesel atau KRD MCW 302 untuk melengkapi layanannya. Hingga pada 1 Maret 2006, KA Prameks mendapat armada Kereta Rel Diesel Elektrik atau KRDE yang dimodifikasi dari KRL BN Holec oleh PT INKA.
Dioperasikannya jalur rel ganda Solo-Kutoarjo pada 29 September 2007 membuka peluang layanan KA Prameks diperluas. Beberapa rute perjalanan KA ini kemudian diperpanjang, tidak hanya Solo-Yogya, namun Solo ke Kutoarjo.
Dalam perjalanan sejarahnya, KA Prameks bukanlah satu-satunya KA yang melayani penglaju di kawasan Yogya-Solo. Ada KA Maguwo Ekspres jurusan Cilacap-Purwokerto-Maguwo yang menemani di sebagian ruas pada 14 Agustus 2012.
Dihentikannya operasional KA Maguwo pada 20 Oktober 2012 membuat PT Kereta Api Indonesia kemudian memanfaatkan armada C-KRDE untuk melayani para penglaju Yogya dan Solo. Armada ini kemudian dioperasikan sebagai KA Sriwedari Ekspres mulai 5 November 2012 yang memiliki rute perjalanan sama dengan Prameks. Bedanya, KA Sriwedari dilengkapi pendingin udara alias AC sementara KA Prameks umumnya masih mengandalkan kipas angin sebagai pendingin udara.
Operasional KA Sriwedari kemudian dihentikan pada medio Mei 2015 dan armadanya dialihkan sebagai KA Prameks. Jadilah KA Prameks memiliki beberapa jenis armada, mulai dari KRD, KRDE, hingga C-KRDE. Ada pula rangkaian Kereta Rel Diesel Indonesia atau KRDI produksi PT INKA. Ada prameks berpendingin udara, ada prameks yang masih memakai kipas. Warnanya juga beragam. Pada 27 April 2016, satu set armada Prameks diberi cat khas Spirit Joglosemar yang bercorak batik. Sementara, sisanya masih memakai warna asli merah dan kuning.
Pengoperasian KA Prameks juga memiliki banyak cerita. Namun yang paling diingat oleh para penglaju adalah ketika KA Prameks mengalami kecelakaan di kawasan Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta pada 23 Oktober 2012. Tiga gerbong terguling dalam kejadian ini. Beruntung, tidak ada korban jiwa.
Selain itu, KA ini juga sempat mengalami beberapa kejadian, mulai dari mogok, yang berujung pada evakuasi, hingga kecelakaan dengan kendaraan lainnya. Namun demikian, kecintaan masyarakat pada KA ini tak surut. Berbagai jadwal perjalanan KA Prameks dipadati penggunanya.
Datangnya pandemi covid-19 membuat banyak sisi kehidupan seolah melambat atau terhenti. Demi mencegah penularan virus corona, pembatasan kapasitas pun dilakukan. Namun, KA Prameks ini tetap saja menjadi primadona. Ketika banyak KA lain tak berjalan, ia tetap setia melayani pelanggan walau harus mengalami pengurangan jumlah perjalanan.
Sejak tahun 2012, sudah muncul kabar tentang elektrifikasi jalur rel Solo-Yogya, untuk menunjang operasional layanan KRL. Datangnya pandemi corona tak menyurutkan rencana pembangunannya. Dimulai pada awal 2020, pada akhir tahun itu juga, kita bisa menjumpai tiang Listrik Aliran Atas di sepanjang jalur, dan sejumlah stasiun mulai berbenah. Dan, pada akhir 2020 pula, mulai dijalankan armada KRL, walau baru sebatas ujicoba.
Pada awal 2021, akhirnya layanan KRL dicoba untuk publik. Nasib KA Prameks pun jelas, harus memberi jalan untuk layanan baru ini. Namun demikian, ia tak sepenuhnya hilang. Kehadiran KRL di koridor Solo-Yogya membuat rute KA Prameks di sini harus bergeser. Mulai 10 Februari 2021, KA Prameks sepenuhnya melayani koridor Yogya-Kutoarjo.
Kata berpisah? Tentu tidak. Setidaknya belum. Namun, masa depan bukanlah sesuatu yang pasti. Dikabarkan, jalur rel Yogya-Kutoarjo juga akan dielektrifikasi. BIla hal itu terwujud, nasib KA Prameks menjadi tak menentu. Entah apa yang akan terjadi pada KA Prameks. Akankah KA ini dihapus nantinya? Ataukah, namanya akan diabadikan dalam layanan yang sudah ada layaknya KA Argo Parahyangan? Waktu yang akan menjawabnya.
Video ini dibuat untuk mengabadikan kiprah KA Prameks yang sudah seperempat abad lamanya. Semoga saja, layanannya akan terus abadi di hati masyarakat dan penggunanya. IYROdJFQiHA |