Video Discription |
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
@KisahIslamTV - KISAH IBLIS DIUSIR DARI SURGA, Kisah Islami, Kisah Nabi Adam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (٣٤)
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kalian kepada Adam.’ Maka sujudlah mereka, kecuali iblis. Ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Maksud “Sujud” di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan sujud untuk menyembah, karena sujud untuk menyembah hanya semata-mata kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Perintah tersebut merupakan wujud penghormatan yang sangat besar dari Allah kepada Adam saat Dia menciptakannya secara langsung dengan Tangan-Nya dan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam diri Adam, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud.” (QS. Al-Hijr: 29)
Hal ini menunjukkan empat macam kemuliaan Adam ‘alahis salam, yaitu:
1. Beliau diciptakan secara langsung dengan “Tangan” Allah yang mulia.
2. Ditiupkan Ruh Allah kepadanya.
3. Malaikat diperintahkan untuk sujud kepadanya.
4. Diajarkan kepada beliau nama-nama segala sesuatu.
Adam ‘alaihis salam mengikuti peristiwa yang terjadi di depannya. Ia merasakan suasana cinta, rasa takut, dan kebingungan. Adam sangat cinta kepada Allah yang telah menciptakan dirinya dan memuliakannya dengan memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadanya. Adam juga merasa takut saat melihat Allah marah kepada iblis dan mengusirnya dari pintu Rahmat-Nya. Adam ‘alaihis salam merasa bingung saat melihat makhluk satu ini, yakni Iblis yang sangat membencinya. Padahal, ia sama sekali belum mengenalnya.
Sungguh, alangkah anehnya alasan Iblis. Ia membayangkan bahwa api lebih baik dari tanah. Dari mana ia mendapatkan ilmu itu? Seharusnya, ilmu itu berasal dari Allah, karena Allah sendirilah yang menciptakan api dan tanah serta mengetahui mana di antara keduanya yang paling utama.
Dari dialog tersebut, Adam ‘alaihis salam mengetahui bahwa Iblis adalah makhluk yang memiliki atribut keburukan dan sifat yang tercela. Ia meminta kepada Allah Swt. agar mengekalkan dirinya sampai hari Kebangkitan. Iblis tidak ingin mati.
Namun, Allah mengetahui bahwa ia akan tetap hidup sampai hari yang ditentukan. Ia akan hidup hingga menjemput ajalnya, kemudian mati. Adam mengetahui bahwa Allah telah melaknat iblis dan mengusirnya dari Rahmat-Nya. Akhirnya, Adam pun mengetahui musuh abadinya. Adam bingung dengan kenekatan musuhnya itu dari kasih sayang Allah, hingga akhirnya musuh Nabi Adam dan keturunannya itu diusir oleh Allah dari surga.
Akhirnya, iblis pun turun maqam-nya hingga ke level terendah. Ia diusir dari surga dengan penuh kehinaan. Sungguh sangat disayangkan, iblis sama sekali tidak menyesali keleliruan dan kekhilafannya. Iblis bersikukuh dalam kesombongan dan pembangkangannya. Ia tidak bertobat dan memohon ampunan-Nya. Ia masih saja arogan karena merasa dalam dirinya terdapat unsur penciptaan yang lebih baik dari Adam. Inilah kekeliruan iblis!
Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah digambarkan (disifatkan) bagi kalian.” (HR. Muslim)
Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Iblis tidak pernah menjadi (bagian dari golongan) malaikat walau hanya sekejap mata.”
Syahr bin Hausyab berkata, “Ia (iblis) berasal dari golongan jin. Ketika mereka melakukan kerusakan di bumi, Allah mengirimkan kepada mereka satu pasukan dari malaikat. Lalu, para malaikat itu membunuh mereka dan menggiring mereka ke wilayah pesisir pantai. Iblis termasuk yang ditawan. Kemudian, para malaikat membawanya bersama bangsa jin ke langit. Saat itulah iblis berada di langit. Ketika malaikat diperintah untuk bersujud (kepada Adam) maka iblis menolaknya.”
Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Sa’id bin Al-Musayyab, sekelompok sahabat, dan para ulama lainnya berkata, “Pada mulanya, iblis adalah pemimpin para malaikat di langit dunia.”
Ibnu Abbas berkata, “Nama iblis itu adalah Azazil.” Dalam suatu riwayat yang juga berasal darinya disebutkan: “(Nama-nya) Al-Harits.”
An-Nuqasy berkata, “Nama gelar iblis adalah Abu Kardus.”
Ibnu Abbas berkata, “Ia berasal dari golongan yang hidup bersama kelompok malaikat yang disebut al-jinn. Golongan jin itu menguasai perbendaharaan surga dan iblis adalah orang yang paling mulia di antara mereka. Di antara mereka iblis-lah yang paling banyak menguasai ilmu dan paling banyak ibadahnya. Ia memiliki empat sayap. Lalu, Allah mengubahnya menjadi setan yang terkutuk.” (Ibnu Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, 1/178)
#kisahiblis #kisahislam #kisahnabiadam Qw_shLjdO5k |