Video Discription |
QURBAN DALAM PERSPEKTIF TASAWUF
Yang dipotong binatang yang biasa diternak, bukan binatang liar. Dalam tasawuf ada 7 tingkatan nafsu. Sesungguhnya nafsu itu memerintahkan kepada keburukan, kecuali nafsu yang dirahmati oleh Allah.
1. Ammarah. Ada sifat yang buruk yang harus dikeluarkan supaya naik level nafsunya
(1) Sifat syaitoniyyah. Inginnya mencelakakan menyesatkan manusia dari kebenaran. Nabi bersabda diakhir zaman akan banyak orang yang berbicara atas nama agama. Akunnya banyak followers nya. Ada pengikut habaib apa pembenci habaib. Tujuannya duit. Mengadu domba umat bukan mencerdaskan umat. Pandai beretorika, bicara atas nama agama tapi tidak pandai agama. Syaithon itu sifatnya menyesatkan manusia
(2) Sam'iyah, binatang buas, predator. Pinginnya merusak manusia, menguasai hartanya, menghancurkan manusia. Di media sosial atau di TV kita melihat ada hewan buas di gurun safana. Hewan buas senantiasa memangsa dan menjadi predator bagi hewan lainnya. Manusia yang seperti itu pinginnya menghancurkan manusia. kalau dalam ekonomi menghancurkan yang kecil.
(3) Bahimiyyah, sifat binatang ternak. Amati kerjaan ayam dan kerjaan sapi...? Coba observasi apa sih kerjaan binatang ternak.
Makan, tidur, buang air besar dan kecil, main, hubungan badan ga kuat dulu, mau ke ibunya, ke adiknya. Itulah gambaran binatang ternak. Maka Allah berfirman, sungguh Kami telah persiapkan neraka jahanam kebanyakan bagi jin dan manusia. Diberi hati hatinya mati. Diberi mata tapi tidak berfungsi. Diberi telinga tapi tidak berfungsi. Yang seperti itu seperti binatang ternak.
Sudah ada neraka itu. Kenapa jin karena penciptaannya lebih pertama, baru manusia. Jin dan manusia seperti apa yang akan dilemparkan ke neraka? Punya hati tapi hatinya tidak berfungsi memahami ayat-ayat Allah. Hatinya hanya permainan dunia. Game online, Drakor. Jagat raya yang besar, manusia saja anatomi manusia betapa menakjubkan dunia kedokteran. Fungsi sel, ada darah. Menakjubkan. Siapa sang penciptanya? Dialah Allah. Hai manusia sembahlah Allah yang telah menciptakan kalian. Belajar tahu diri, tunduk kepada Allah.
Diberi mata tapi tidak menelaah mahluk Allah di muka bumi.
وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ١٩١
alladzîna yadzkurûnallâha qiyâmaw wa qu‘ûdaw wa ‘alâ junûbihim wa yatafakkarûna fî khalqis-samâwâti wal-ardl, rabbanâ mâ khalaqta hâdzâ bâthilâ, sub-ḫânaka fa qinâ ‘adzâban-nâr
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
Mahluk adalah tanda bahwa Allah itu eksis.
Diberi telinga tapi asyik dengan dunia.
Binatang ternak hardolin. Sifat binatang ternak.
Kenapa kita kurban dengan binatang ternak. Yang kita potong sifat binatang ternak yang ada dalam nafsu ammarah. Dalam perspektif ilmu tasawuf sembelih lah sifat binatang ternak. Hanya makan minum main berpakaian. Betapa ruginya.
Bapak pergi kemana-mana manusia ada dalam kondisi ayat ini, seperti binatang ternak.bpagi breakfast siang makan siang, tidur, main. Itu aja keseharian nya. Betapa ruginya manusia diberi akal hati tapi tidak berfungsi.
Dalam fiqih menyembelih hewan ternak.
Dalam perspektif tasawuf adalah menyembelih sifat binatang ternak. Dalam surat Al Haj, "tidak akan pernah sampai kepada Allah daging termasuk darah binatang yang kita sembelih. Yang sampai kepada Allah adalah taqwa kalian. Taqwa itu ada disini". Nabi mengisyaratkan ke dadanya. Qolbu ada didalam dada. Taqwa itu tunduk yang total kepada Allah. Bukan dagingnya. Dagingnya kita distribusikan kepada yang berhak. Yang sampai kepada Allah adalah ketaqwaan, ketundukan kepada Allah.
Hafalkan ayatnya surat Al Haj : 37
يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ
Arab-Latin: Lay yanālallāha luḥụmuhā wa lā dimā`uhā wa lākiy yanāluhut-taqwā mingkum, każālika sakhkharahā lakum litukabbirullāha 'alā mā hadākum, wa basysyiril-muḥsinīn
Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
Jadilah hamba Allah yang tunduk kepada Allah.
Kasus di masyarakat, yang komplen ke panitia kurban, yang ga kebagian kurban atau yang ga bisa menyembelih hewan kurban, Oh kebanyakan begitu ya. Ada ga yang kaya gini.
Aduh sedih ga bisa menyembelih hewan kurban.
Adanya, "dasar panitia kurban. Saya ga kebagian daging kurban. Orang lain kebagian, saya ga kebagian". Di masyarakat kebanyakan begitu. x83Tt4okaQo |