Video Discription |
Sejarah Islam mencatat begitu banyak tokoh kaum Muslimin yang dapat dijadikan teladan dalam kepemimpinan. Salah satu kisah berasal dari sahabat Rasulullah Muhammad SAW, yaitu Umar bin Khattab.
Dikisahkan, setelah Abu Bakar as-Shiddiq wafat pada 13 H (643 M), Umar bin Khattab kemudian ditunjuk sebagai pengganti. Sebelum wafat, Umar bermusyawarah dengan para sahabat, yakni Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Usaid bin Hudair al-Anshari, Said bin Zaid, dan Thalhah bin Ubaidillah, tentang siapa penggantinya sebagai khalifah.
Pada saat itu, Abu Bakar berwasiat kepada para sahabat. Tokoh yang layak untuk menggantikannya adalah Umar bin Khattab. Maka, para sahabat pun sepakat untuk mengangkat Umar sebagai khalifah menggantikan Abu Bakar RA. Seperti halnya Abu Bakar ketika ditunjuk menggantikan Rasulullah SAW, Umar tidak ingin menjadi pemimpin. Ia lebih senang menjadi pembantu sang khalifah.
Bagi Umar, kemuliaan dimiliki seseorang bukan karena menjadi raja. Bagi dia, seseorang dianggap mulia di sisi Allah SWT dan di antara manusia hanya karena ridha Allah SWT. Segera setelah ia ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar, Umar lalu meminta kaum Muslimin terbaik untuk menggantikannya.
"Hai sekalian manusia! Sesungguhnya aku telah diangkat menjadi pemimpin atas kalian. Kalau masih ada orang yang lebih tepat dari aku, lebih baik dari aku, akan aku serahkan kepemimpinan ini kepadanya. Dan, cukuplah aku menunggu hari-hari pembalasan dari Tuhan," kata Umar dalam pidatonya.
Tak seorang pun mau menggantikan Umar karena dia dianggap paling pantas memimpin kaum Muslimin ketika itu. Kaum Muslimin terus mendesak Umar agar menerima amanah tersebut. Atas desakan ini, Umar bersedia menjadi khalifah.
Setelah menjadi khalifah, Umar sangat bersahaja. Ia tidak pernah menyombongkan diri sebagai pemimpin para sahabat. Dengan tanggung jawabnya yang lebih besar dibandingkan sahabat yang lain, Umar hanya mengharapkan ridha Allah SWT dalam setiap tugas yang diembannya. Umar tidak hanya bersahaja dalam ucapan. Dalam keseharian, Umar bin Khattab adalah pribadi yang sangat sederhana.
Suatu hari, seorang utusan dari Kerajaan Romawi berangkat ke Madinah. Mereka membawa rombongan yang banyak dan peralatan lengkap disertai arak-arakan yang mewah. Hal ini sudah menjadi kebiasaan bangsa Romawi ketika berkunjung ke kerajaan lain.
Setibanya di Madinah, ia bertanya kepada seseorang, "Di mana letak istana?" Orang itu pun kebingungan. "Apa yang Anda maksud dengan istana?" tanya dia."Istana Umar, rajanya umat Islam," kata utusan dari Romawi. "Oh, Anda ingin bertemu Umar. Mari aku antar," kata orang tersebut.
Orang tersebut kemudian mengantar utusan Romawi beserta rombongannya ke Masjid Nabawi. Mereka sangat terkejut melihat Umar berbaring di atas lantai tanpa alas. Umar bin Khattab, pemimpin tertinggi umat Islam pada zaman itu, terbaring seperti rakyat biasa. Padahal, Islam sedang berada pada masa jaya pada masa itu. Tentara Islam pun dikenal sebagai pasukan yang sangat tangguh dan gagah berani.
Utusan Romawi merasa aneh dengan kejadian tersebut. Ia pun menceritakan hal itu kepada raja Romawi. Sang raja sangat terkesan mendengar cerita tersebut.
Pada kisah lainnya, Hafas bin Abi al-Ash, seorang pejabat Kufah datang mengunjungi Umar. Ketika itu, Hafas sedang makan dan mengajak Umar makan bersama dengan roti gandum dan minyak zaitun. Umar menolak dengan sopan dan berterima kasih.
"Apa yang membuat engkau tidak suka makanan kami?" tanya Umar kepada Hafas. "Wahai Amirul Mukminin, engkau punya banyak gandum di kerajaanmu. Mengapa engkau tidak makan roti gandum dan memilih roti keras seperti ini?" Hafas kembali bertanya kepada Umar.
"Apakah engkau pikir setiap orang di kerajaanku yang luas ini dapat menikmati gandum?" tanya Umar. "Tidak," jawab Hafas. "Lalu, bagaimana aku bisa dengan nikmat menyantap roti gandum? Demi Allah, kalau aku mau akan aku ikuti seleraku dan aku lebih tahu selera makanan yang sempurna. Tetapi, kami tidak mengikutinya sampai rakyatku seluruhnya mendapatkan gandum."
Umar lalu membacakan sebuah ayat kepada Hafas, "(Kepada mereka dikatakan) kamu telah menghabiskan rizkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu dan kamu telah bersenang-senang dengannya maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik." (QS al-Ahqaf: 20).
https://www.youtube.com/channel/UCTWu0Wiy9_f-TmHJhJzaEZw
https://www.youtube.com/channel/UCtcC4tezsczheAlTU6D_xmA
https://www.instagram.com/aqilahfashion_niyah/?hl=id lQXDChL2B3g |